Tembang dolanan adalah lagu yang dinyanyikan dengan
bermain-main atau lagu yang dinyanyikan dalam suatu permainan tertentu. Dahulu
setiap malam bulan purnama anak-anak bermain-main di halaman. Mereka
memanfaatkan malam terang dengan berbagai permainan. Permainan tersebut biasanya
diiringi gerak sesuai isi lagu yang dinyanyikan (Endraswara, 2005:99).
Dolanan berasal dari kata dolan yang artinya bermain-main. Dalam
hal ini, kata dolanan yang dimaksud adalah dolan yang artinya main, yang
mendapat akhiran –an, sehingga menjadi dolanan. Kata dolanan sebagai bentuk
kerja yaitu ‘bermain’, sebagai kata benda yaitu ‘permainan’.
Lagu dolanan merupakan Performing
Art. Menurut Teeuw (1978:127), yang dimaksud dengan performing art adalah
puisi yang bersifat oral, yang bersifat nyanyian, untuk dibacakan, dialami dan
dihayati secara bersama-sama.
Lagu dolanan anak merupakan performing art terlihat pada
pengertian yang dibuat oleh Soeroso (dalam Wijayanti, 2010:13), bahwa lagu
dolanan adalah lagu yang dipergunakan anak-anak untuk bermain dengan aturan
lagu sebagai berikut:
1)
Laras slendro atau pelog
2)
Irama lancer
3)
Ritmis
4)
Dilagukan secara koor atau solo
5)
Tanpa iringan gamelan
6)
Sifat gembira
7)
Mudah dihafal
8)
Bentuk tidak beraturan
9)
Hafalan syair mudah diucapkan, mudah dimengerti maksudnya.
10)
Biasanya dinyanyikan di luar rumah sebagai sarana
bermain di sore hari, sedangkan di malam hari biasanya dilaksanakan sampai jam
20.00 terutama saat terang bulan.
Dari
uraian di atas, jelas bahwa tembang dolanan anak adalah lagu yang dinyanyikan
oleh anak-anak pada waktu sore hari atau malam hari saat terang bulan, dan
dinyanyikan di luar rumah.
Karena
beredarnya secara lisan, maka dimungkinkan terdapat perubahan kata atau
variasai kata di dalam tembang dolanan tersebut. Penyebab perubahan kata-kata
tersebut ada beberapa kemungkinan, misalnya: karena kurang tahu ucapan yang
betul menurut aslinya; menurut pendengaran masing-masing penerima lagu;
disesusaikan dengan keadaan zaman agar lebih mudah dimengerti bagi yang
menyanyikan atau yang mendengarkan (Dananjaya, 1991:141).
Menurut
Schwartzman (dalam Wijayanti, 2010:14) dolanan anak, yang diartikan sebagai
permainan anak, merupakan:
1)
Suatu persiapan untuk menjadi dewasa
2)
Suatu pertandingan yang akan menghasilkan siapa yang
kalah dan siapa yang menang
3)
Perwujudan dari rasa cemas dan marah
4)
Suatu hal yang sangat penting dalam masyarakat.
Menurut
Hurlock (2008:2) bermain merupakan kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu
kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan
secara sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Bagi anak bermain
merupakan aktivitas yang dilakukan karena keinginan, bukan karena paksaan atau
harus memenuhi tujuan atau keinginan orang lain. Anak juga memandang bermain
sebagai suatu kegiatan yang tidak memiliki target. Mereka dapat saja
meninggalkan kegiatan bermain kapan pun mereka mau.
Permainan
anak selain berfungsi bagi kemajuan jiwa juga berpengaruh terhadap timbulnya
ketajaman pikiran, kehalusan rasa serta kekuatan kemauan.
Pengaruh-pengaruh
yang terdapat pada permainan anak misalnya; tambahan keinsyafan akan kekuatan
lahir batin daripada sendiri atau kebiasaan setiap waktu menyesuaikan kekuatan
lahir batin diri sendiri dan kebiasaan setiap waktu menyesuaikan diri dengan
tiap-tiapkeadaan baru, lebih tegas mengioreksi segala kesalahan atau kekurangan
pada diri sendiri. Dengan perkataan lain anak-anak berlatih menguasaidiri
sendiri, sera menginsyafi kekuatan orang lain dan melakukan siasat atau sikap
yang tepat serta bijaksana, yakni siasat yang praktis-idealis. Permainan anak
sesungguhnya bermanfaat sekali untk mendidik perasaan diri dan social,
disiplin, ketertiban,membiasakan bersikap awas dan waspada, serta siap sedia
menghadapi segala keadaan dan peristiwa. Permainan anak-anak mendidik anak
untuk terus sanggup berjuang sampai tercapai tujuan.
Pendidikan yang terdapat dalam permainan anak itu
diterima oleh anak tidak dengan paksaan atau perintah akan tetapi karena
kemauan serta kesenangan anak-anak sendiri untuk menerima dan mengalami segala
pengaruh yang sangat pedagogis itu. Ini berarti bahwa permainan anak itu amat
penting juga untuk mempertebal rasa kemerdekaan.(Depdikbud, 1993:49).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar