Senin, 05 Januari 2015

Tembang Dolanan

Tembang dolanan adalah lagu yang dinyanyikan dengan bermain-main atau lagu yang dinyanyikan dalam suatu permainan tertentu. Dahulu setiap malam bulan purnama anak-anak bermain-main di halaman. Mereka memanfaatkan malam terang dengan berbagai permainan. Permainan tersebut biasanya diiringi gerak sesuai isi lagu yang dinyanyikan (Endraswara, 2005:99).
Dolanan berasal dari kata dolan yang artinya bermain-main. Dalam hal ini, kata dolanan yang dimaksud adalah dolan yang artinya main, yang mendapat akhiran –an, sehingga menjadi dolanan. Kata dolanan sebagai bentuk kerja yaitu ‘bermain’, sebagai kata benda yaitu ‘permainan’.
Lagu dolanan merupakan Performing Art. Menurut Teeuw (1978:127), yang dimaksud dengan performing art adalah puisi yang bersifat oral, yang bersifat nyanyian, untuk dibacakan, dialami dan dihayati secara bersama-sama.
Lagu dolanan anak merupakan performing art terlihat pada pengertian yang dibuat oleh Soeroso (dalam Wijayanti, 2010:13), bahwa lagu dolanan adalah lagu yang dipergunakan anak-anak untuk bermain dengan aturan lagu sebagai berikut:
1)   Laras slendro atau pelog
2)   Irama lancer
3)   Ritmis
4)   Dilagukan secara koor atau solo
5)   Tanpa iringan gamelan
6)   Sifat gembira
7)   Mudah dihafal
8)   Bentuk tidak beraturan
9)   Hafalan syair mudah diucapkan, mudah dimengerti maksudnya.
10)    Biasanya dinyanyikan di luar rumah sebagai sarana bermain di sore hari, sedangkan di malam hari biasanya dilaksanakan sampai jam 20.00 terutama saat terang bulan.
Dari uraian di atas, jelas bahwa tembang dolanan anak adalah lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak pada waktu sore hari atau malam hari saat terang bulan, dan dinyanyikan di luar rumah.
Karena beredarnya secara lisan, maka dimungkinkan terdapat perubahan kata atau variasai kata di dalam tembang dolanan tersebut. Penyebab perubahan kata-kata tersebut ada beberapa kemungkinan, misalnya: karena kurang tahu ucapan yang betul menurut aslinya; menurut pendengaran masing-masing penerima lagu; disesusaikan dengan keadaan zaman agar lebih mudah dimengerti bagi yang menyanyikan atau yang mendengarkan (Dananjaya, 1991:141).
Menurut Schwartzman (dalam Wijayanti, 2010:14) dolanan anak, yang diartikan sebagai permainan anak, merupakan:
1)   Suatu persiapan untuk menjadi dewasa
2)   Suatu pertandingan yang akan menghasilkan siapa yang kalah dan siapa yang menang
3)   Perwujudan dari rasa cemas dan marah
4)   Suatu hal yang sangat penting dalam masyarakat.
Menurut Hurlock (2008:2) bermain merupakan kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Bagi anak bermain merupakan aktivitas yang dilakukan karena keinginan, bukan karena paksaan atau harus memenuhi tujuan atau keinginan orang lain. Anak juga memandang bermain sebagai suatu kegiatan yang tidak memiliki target. Mereka dapat saja meninggalkan kegiatan bermain kapan pun mereka mau.
Permainan anak selain berfungsi bagi kemajuan jiwa juga berpengaruh terhadap timbulnya ketajaman pikiran, kehalusan rasa serta kekuatan kemauan.
Pengaruh-pengaruh yang terdapat pada permainan anak misalnya; tambahan keinsyafan akan kekuatan lahir batin daripada sendiri atau kebiasaan setiap waktu menyesuaikan kekuatan lahir batin diri sendiri dan kebiasaan setiap waktu menyesuaikan diri dengan tiap-tiapkeadaan baru, lebih tegas mengioreksi segala kesalahan atau kekurangan pada diri sendiri. Dengan perkataan lain anak-anak berlatih menguasaidiri sendiri, sera menginsyafi kekuatan orang lain dan melakukan siasat atau sikap yang tepat serta bijaksana, yakni siasat yang praktis-idealis. Permainan anak sesungguhnya bermanfaat sekali untk mendidik perasaan diri dan social, disiplin, ketertiban,membiasakan bersikap awas dan waspada, serta siap sedia menghadapi segala keadaan dan peristiwa. Permainan anak-anak mendidik anak untuk terus sanggup berjuang sampai tercapai tujuan.
Pendidikan  yang terdapat dalam permainan anak itu diterima oleh anak tidak dengan paksaan atau perintah akan tetapi karena kemauan serta kesenangan anak-anak sendiri untuk menerima dan mengalami segala pengaruh yang sangat pedagogis itu. Ini berarti bahwa permainan anak itu amat penting juga untuk mempertebal rasa kemerdekaan.(Depdikbud, 1993:49).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar