Kakawin
Smaradahana adalah sebuah karya sastra Jawa Kuna dalam bentuk kakawin yang
menyampaikan kisah terbakarnya Batara Kamajaya
Ketika Batara
Siwa pergi bertapa, Indralaya didatangi musuh, raksasa dengan rajanya bernama
Nilarudraka, demikian heningnya dalam tapa, batara Siwa seolah-olah lupa akan kehidupannya
di Kahyangan. Supaya mengingatkan batara Siwa dan juga agar mau kembali ke
Kahyangan ,maka oleh para dewa diutuslah batara Kamajaya untuk menjemputnya.
Berangkatlah sang batara untuk mengingatkan batara Siwa, dicobanya dengan
berbagai panah sakti dan termasuk panah bunga, tetapi batara Siwa tidak
bergeming dalam tapanya. Akhirnya dilepaskannya panah pancawisesa yaitu:
hasrat mendengar yang merdu
hasrat mengenyam yang lezat
hasrat meraba yang halus
hasrat mencium yang harum
hasrat memandang yang serba indah
Akibat panah
pancawisesa tersebut dewa Siwa dalam sekejap rindu kepada permaisurinya dewi
Uma, tetapi setelah diketahuinya bahwa hal tersebut adalah atas perbuatan
batara Kamajaya. Maka ditataplah batara Kamajaya melalui mata ketiganya yang
berada di tengah-tengah dahi, hancurlah batara Kamajaya. Dewi Ratih istri
batara Kamajaya melakukan "bela" dengan menceburkan diri kedalam api
yang membakar suaminya. Para dewa memohonkan ampun atas kejadian tersebut, agar
dihidupkan kembali, permohonan itu tidak dikabulkan bahkan dalam sabdanya bahwa
jiwa batara Kamajaya turun ke dunia dan masuk kedalam hati laki-laki, sedangkan
dewi Ratih masuk kedalam jiwa wanita. Ketika Siwa duduk berdua dengan dewi Uma,
datanglah para dewa mengunjunginya termasuk dewa Indra dengan gajahnya,
Airawata yang demikian dahsyatnya sehingga dewi Uma terperanjat dan ketakutan
melihatnya, kemudian dewi Uma melahirkan putera berkepala gajah, dan kemudian
diberi nama Ganesha. Datanglah raksasa Nilarudraka yang melangsungkan niatnya
"menggedor" khayangan. Maka Ganesha 'lah yang harus menghadapinya,
dalam perang tanding tersebut ganesha setiap saat berubah dan bertambah besar
dan semakin dahsyat. Akhirnya musuh dapat dikalahkan, dan para dewa bersuka cita
source : http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Smaradahana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar