Selasa, 30 Desember 2014

Pitutur Jawa

Ajining diri dumunung ana ing lathi, ajining raga ana ing busana
: kehormatan manusia ada pada tutur katanya, kehormatan fisik
seseorang ada pada busana yang dikenakan.



Akal, akil, akel
: niat baik, tekad baik, dan perbuatan baik
: maksudnya untuk mencapai cita-cita, kita harus berpikir, berkiat,
dan bertenaga kuat.



Asah, asih, asuh
: saling mengasah (otak, keterampilan), saling mengasihi, dan saling
mengasuh (mendidik)
: berbagi pengetahuan dan kemampuan, saling mengingatkan dengan dasar
rasa kasih, dan saling mendidik (perihal sikap hubungan antara
pimpinan dan anak buah serta hubungan antarsesama).



Bhinneka tunggal ika
: berbeda itu, satu itu
: berbeda-beda, tetapi satu juga.



Gemah ripah loh jinawi
: tenteram dan makmur serta sangat subur tanahnya.



Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani
: [berada] di depan memberi contoh sehingga dapat diteladani, di
tengah memberi dorongan semangat, dan mengikuti dari belakang dengan
memberi kekuatan dalam usaha melaksanakan tugas
: di depan menjadi pemimpin, di tengah menjadi penggerak, di belakang
menjadi pendorong.



Manunggaling kawula gusti
: bersatunya hamba (manusia) dengan Tuhannya
: menyatukan rakyat dengan pimpinan (pemerintah).



Mikul dhuwur mendhem jero
: memikul (menjunjung) setinggi-tingginya, menanam (memendam,
mengubur) sedalam-dalamnya.
: menjunjung tinggi kehormatan keluarga dan memuliakan/membahagiakan
orangtua/keluarga dan mengubur dalam-dalam keburukan mereka.



Nguler kambang
: seperti ular yang mengambang.
: serba lambat.



Rawe-rawe rantas malang-malang putung
: yang berjurai (menjulur) dipotong, yang menghalangi dipatahkan.
: menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi (menghambat,
menghalangi, dsb) maksud dan tujuan.



Rumangsa melu handarbeni, wajib melu hanggondheli (hangrungkebi),
mulat sarira hangrasa wani
: merasa ikut memiliki, wajib ikut mempertahankan (bertanggung jawab),
dan berani memawas diri (semboyan Pangeran Mangkunegara III).



Sabda pandhita ratu
: sabda pendeta atau raja (yang sekali telah diucapkan harus
dilaksanakan atau harus terjadi).
: perkataan atau ucapan seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi
(pemimpin dsb) yang setelah diucapkan tidak boleh diingkari.



Segendhong sepikul
: pembagian harta gana-gini, apabila terjadi perceraian, istri
mendapat satu bagian, sedangkan suami mendapat dua bagian
: atau dalam hal warisan, anak perempuan memperoleh sepertiga bagian
dan anak laki-laki memperoleh dua pertiga bagian.



Sigra tan magita
: bertindak cepat, tapi tidak terburu-buru.



Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang
tanpa ngasorake
: kaya sekalipun tidak memiliki harta, perkasa sekalipun tidak
memiliki jimat, menyerbu sekalipun tanpa pasukan, menang sekalipun
tanpa mengalahkan.



Teklek kecemplung kalen, timbang golek aluwung balen
: daripada mencari lagi, lebih baik berdamai (kembali) dengan yg lama



Tumbu ketemu tutup
: ketemu jodohnya.



Witing tresna jalaran saka kulina
: rasa cinta tumbuh karena terbiasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar