Jumat, 12 Desember 2014

Lengger




Seni Lengger merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional kerakyatan. Lengger adalah sebutan untuk para penari wanita. Lengger yang berkembang sekarang cenderung dipandang negatif oleh sebagian kalangan masyarakat karena seni Lengger dianggap sarat dengan nuansa erotik dan minuman keras. Oleh karena itu sangat perlu digali nilai-nilai positif yang dapat ditransformasikan kepada anak-anak usia sekolah bahwa seni Lengger bukan hanya mengandung sisi-sisi negatif yang kemudian muncul anggapan seni Lengger harus ditinggalkan.Penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) bentuk pertunjukan Lengger "Ngesti Budaya" di Kelurahan Mangunharjo kota Probolinggo ini hampir sama dengan pertunjukan Tandhak atau Tayub di berbagai daerah di Jawa Timur, yaitu diawali dengan tari pembuka yang dinamakan tari Remo Lengger atau Lengger Remo. Perbedaannya jika pada Lengger atau Tayub pada umumnya menggunakan selendang yang dikalungkan untuk menarik penonton ke panggung, tapi pada Lengger "Ngesti Budaya" ini hanya mempersilahkan para penonton agar ikut menari atau mbeso tanpa ada paksaan. Untuk mengubah citra negatif yang melekat pada seni Lengger, kelompok Lengger "Ngesti Budaya" menolak adanya minum-minuman. Bahkan mereka rela membubarkan pertunjukan jika ada penari atau penonton yang mbeso mabuk atau minum-minuman. (2) Nilai-nilai yang terkandung dalam seni pertunjukan Lengger "Ngesti Budaya" diantaranya sebagai berikut; (a) nilai ilmu pengetahuan, yang terkandung dalam seni pertunjukan Lengger "Ngesti Budaya"adalah tentang adanya unsur gerak tari, unsur musik, dan unsur seni suara, (b) nilai ketrampilan, lebih mengarah pada gerakan-gerakan secara spontanitas yang dilakukan oleh para penari Lengger, kekhasan suara para penari dalam melantunkan lagu atau kidungan-kidungannya serta kesesuaian dan ketepatan antara gerak dan musik yang mengiringinya, (c) nilai estetika/keindahan, terdapat pada tata rias dan busana yang dikenakan, ragam gerak, olah vocal, serta musik yang mengiringi pada seni pertunjukan Lengger "Ngesti Budaya". Dari perpaduan dan menyatukan kelima unsur tersebut, sehingga ditemukan nilai harmonisnya, (d) nilai moral, yaitu adanya nilai kesopanan yang diperlihatkan melalui penolakan-penolakan para penari Lengger pada tradisi suwelan yang sudah menjadi ciri khas pada pertunjukan tandhak tayub, (e) nilai religius, yaitu para seniman Lengger mengingatkan agar kita selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mematuhi perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya dengan cara penolakan terhadap minum-minuman keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar